Minggu, 25 Oktober 2015

Baca Istighfar, 3 nomor undian dapat hadiah

          Minggu ini aku dan bersama dua anakku mengikuti acara jalan santai. Jam 7 pagi sudah stand by di Gedung Keuangan Negara bersama-sama peserta lain untuk menanti pelepasan gerak jalan santai. Kalau bukan hadiah yang lumayan menggiurkan mungkin aku tak ambil bagian, lagi pula tidak wajib, dan juga atas usul temanku aku akhirnya ikut untuk lebih mengenal kawan-kawan yang lain di kantor yang berbeda. Anak-anak pun sangat semangat ingin jalan santai. Dengan segudang alasan aku mantap ikut jalan santai.
          Sebenarnya aku antipati dengan yang namanya hadiah. Itu hanyalah keberuntungan. Hanya seorang pemalas saja yang menunggu rezeki hadiah. Namun tak dapat aku pungkiri aku juga berharap dapat hadiah utama TV layar datar sebagai pengganti TV tabung di rumah. Yaa.. iseng-iseng berhadiah.
          Jalan santai sudah dimulai, tali sudah dipotong. Aku dan kedua anakku masing-masing dapat jatah nomor undian. Jadinya kami punya 3 nomor undian yang nantinya ketiga nomor itu dapat jatah undian.
          Di tengah perjalanan jalan santai ini, aku banyak melihat bagian belakang (maaf bokong) dan massa depan (maaf, payudara) yang wow..., hanya saja ketika makhluk lain jenis ini dekat dengan kami, aku berusaha melewati mereka. Kalau menuruti hawa nafsu, ingin selalu cari-cari kesempatan atas apa yang mereka perlihatkan. Mereka secara agak sengaja memperlihatkan tetapi mereka tidak mengatakan. Lagi pula jika aku tidak jaga mata, rezeki menang undian tidak akan menghampiriku, pikirku saat itu. Anakku juga butuh dididik untuk lebih sama-sama jaga mata. Akhirnya tak terasa kami finish di barisan kelompok terdepan.
          Jalan santai sudah selesai, selanjutnya makan sambil istirahat yang diselingi live music dari mereka yang punya passion di bidang itu. Anakku Si Sulung dan Yang Kedua asik bermain di lapangan rumput. Aku duduk sambil memperhatikannya.
           Tiba-tiba aku teringat terjemahan Surah Nuh, 71, yang mana di ayat-ayat awal, Nabi Nuh AS mengajak kaumnya yang mulai ingkar agar bertaubat dan beristighfar kepada Allah karena dengan istighfar Allah akan menurunkan hujan, memperbanyak anak dan harta sebagai rezeki yang baik. Langsung saja aku ambil smartphone, dengan meniru irama Syekh Abdur Rasyid Ash Shufi dari Somalia, aku membaca Surah Nuh secara agak sirr.
            Acara pengundian doorprice sudah dimulai. Hadianya ada sekitar 100 bingkisan untuk lebih dari 700 peserta. Dalam sekali pengundian diambil 10 nomor yang mana diselingi dengan acara menyanyi dan lomba masak.
            Si Sulung dan Kedua tidak luput dari ritual masa kecil mereka, berantam. Aku melerainya sambil mendamaikannya. Aku ajak mereka beristighfar supaya dapat hadiah. Yang namanya beristghfar, jalan yang paling mudah dilakukan adalah membaca kalimat "astaghfirullaha wa atuwbu ilayh". Istighfar dalam makna yang lebih luas tentu saja lebih dari sekedar ucapan. Hanya saja ucapan yang mudah tidak kita lakukan, maka apalagi jalan yang berat. Seperti halnya bersyukur, maka salah satu jalan yang paling mudah adalah mengucapkan hamdalah.
           Sudah tiga kali pengundian nomor kami juga belum dipanggil. Aku tidak putus asa karena juga berharap hadiah utama jika Allah mengabulkan. Anak-anak bertanya-tanya kenapa nomor kami tidak satu pun dipanggil sambil berharap kotak hadiah itu berupa snack atau buku tulis. Tetapi aku terus saja mengajak mereka untuk sama-sama baca istighfar. Nabi SAW saja paling kurang 70x sehari beristghfar, maka seharusnya kita lebih banyak.
           Akhirnya kami juga beruntung pada pengundian yang ke-4. Nomor 122 dipanggil, kedua anakku kegirangan. Sejenak kemudian nomor 123, aku mengajak kedua anakku untuk mengambil dua buah hadiah hiburan tersebut. Kami memilih di antara kotak-kotak bingkisan kuning yang semua hadiah hiburan sehingga bisa ditebak pilih.
          Segera setelah selingan nyanyian live music, pengundian ke-5 dilakukan. Lagi-lagi nomor kami yang masih tersisa satu lagi juga dipanggil. Lagi-lagi juga dapat hadiah hiburan dengan memilih kotak. Aku menghampiri panitia dan menunjukkan nomor 124. "Oh kamu lagi ya" celetuk seorang panitia. Hehhe... jadi malu juga selain juga dicemburui oleh peserta yang lain yang belum kebagian.
           Kami sangat beruntung, dan juga bersyukur. Ada juga kawan yang sambil bercanda mengatakan kami bermain mata dengan panitia. Ada juga kawan yang minta nomornya minta agar aku yang pegang lalu didoakan supaya beruntung. Walaupun hadiah utama bukan kami yang dapatkan, namun aku sangat bersyukur. Lunch box, penyimpang air dan handuk tebal cukup berguna menemani keseharian kami. Di akhir acara aku ketahui bahwa yang beruntung dapat hadiah utama adalah seorang honorer. Belakangan aku tahu bahwa dia juga cukup sederhana, shalih dan juga dikenal baik. Dan juga sangat mungkin jika beliau banyak istighfar.

Minggu, 18 Oktober 2015

Penguatan Merek Lokal di event PIN & TTG Nasional di Aceh 2015 #SmescoNV

         Berpusat di sekitaran Stadion Sepakbola Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Pemerintah mengadakan acara Pekan Inovasi (PIN) Perkembangan Desa/Kelurahan Nasional yang ke-I dan Gelar Teknologi Tepat Guna (Gelar TTG) Nasional ke-17. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meresmikan pembukaaan kedua pameran tersebut yang berlangsung 7 - 12 Oktober 2015. Lebih dari 5.000 peserta dari lebih 30 propinsi di Indonesia mengambil bagian dalam pameran ini.
        Walaupun pameran ini utamanya menampilkan inovasi perkembangan desa dan penerapan teknologi tepat guna dalam kehidupan bermasyarakat, banyak juga yang mengenalkan produk-produk yang telah lama beredar dan produk-produk baru untuk lebih dikenal masyarakat luas khususnya masyarakat Aceh. Tentu saja produk yang diperkenalkan berhubungan juga dengan tujuan PIN dan TTG, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa teknologi yang dikenalkan bersifat teknologi sederhana, pemakaian yang mudah dan juga dapat ditiru beserta cara-cara pembuatannya. Dan juga tak ketinggalan promosi wisata tiap propinsi tetap ambil bagian di pameran ini.
         Dalam pameran ini terdapat banyak stand-stand dan beberapa hall. Begitu melewati pintu masuk kita akan berhadapan barisan stand pameran di kiri-kanan yang menampilkan teknologi tepat guna dari beberapa propinsi. Terdapat 6 buah hall dimana Hall 1, 2 , 3 dan 4 untuk propinsi-propinsi selain Aceh, Hall 5 khusus untuk dinas-dinas pemerintah propinsi Aceh, ruang pemkot Banda Aceh dan Kemendagri, sedangkan Hall 6 khusus untuk pemerintah kota dan pemerintah kabupaten seluruh Aceh.



        Porsi yang berlebih bagi pemerintah Aceh dan pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Aceh dalam pameran ini bukanlah suatu ketidakadilan mengingat sebahagian besar pengunjung dari masyarakat Aceh yang sangat mungkin akan menjadi konsumen produk UKM Aceh, dan umumnya produk-produk yang ada masih skala lokal setingkat kecamatan, kabupaten atau pun propinsi. Lagi pula tujuan utama adalah mengenalkan inovasi dan teknologi tepat guna.
       Pemerintah pusat melalui sebuah lembaga pemerintahan di bawah naungan Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah mempunyai lembaga Smesco sebagai wadah untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia Internasional. Smesco kepanjangan dari "Small and Medium Enterprises and Cooperatives" atau koperasi dan usaha kecil dan menengah. Di situs internet smesco kita bisa melihat berita tentang UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di paviliun propinsi, gallery UKM seperti layaknya di pameran. Untuk pemasaran produk UKM tersedia di situs smescotrade dan juga fanpage media sosial.

Beberapa produk merek lokal di pameran PIN dan TTG 2015
        Umumnya setiap propinsi punya produk dengan merek lokal untuk industri makanan ringan. Dodol Garut misalnya yang sudah terkenal se-Indonesia, nyatanya banyak juga masyarakat yang masih bertanya-tanya, maka dengan pameran ini diharapkan lebih dikenal masyarakat yang kurang akses informasi. Jenis makanan olahan seperti abon, lauk atau ikan kering dan makanan pelengkap lainnya adalah produk UKM setiap propinsi yang paling banyak di stand-stand propinsi. Selain produk industri makanan, batik juga banyak menghiasi stand pameran tentunya dengan corak masing-masing daerah dan juga kain tenun.
         Ada juga propinsi yang memperkenalkan produk ciri khas daerahnya. Papua dan Papua Barat menampilkan produk olahan yang berbahan baku "buah merah" yang berupa sirup, minuman, lotion, masker wajah dan lainnya. Setiap produk dari kedua propinsi tersebut selalu menginformasikan buah merah dari Papua sebagai keistimewaan daerahnya. Layaknya kopi Gayo yang menjadi bermacam ragam produk kopi dan merek di Aceh. Mutiara Lombok juga mengambil dua stand untuk meperkenalkan dan menjual produknya. Kabupaten Tomohon dipenuhi produk bunga hidup dan juga daerah lain dengan kekhasan masing-masing.






   
  
   

   
    
   
  
  






        Di stand Baristan dan LIPI, ada sebuah produk dengan penggunaan teknologi tepat guna berupa alat penjernih udara. Zeta Green menggunakan konsep teknologi nano yang bekerja menghisap udara sekitar, masuk ke dalam tabung penjernih, lalu partikel udara tersebut ditembak sehingga partikel tersebut terpisah dari zat racun dan polutan. Kemampuan satu alat Zeta Green dapat membersihkan udara dalam ruangan 4 x 4 meter dan sudah diproduksi secara massal dan beberapa rumah sakit pemerintah sudah memakainya.


         Selain itu, ada juga beberapa produk lokal di bidang pertanian, peternakan dan teknologi tepat guna yang bisa dijumpai umumnya di stand kementerian dan dinas propinsi. Hanya saja untuk produk berupa alat masih jarang yang memproduksi secara massal. Produk seperti pupuk organik, pestisida alami, pengawet buah-buahan dan asap cair juga terdapat di pameran ini beserta penjelasan teknik cara pembuatannya.
 
         
 





























Batik, kopi dan produk lokal Aceh lainnya.
           Sebagai salah seorang putra daerah, rasanya belum puas jika belum memperkenalkan produk daerah sendiri sebagai wujud cinta tanah kelahiran. Produk Aceh yang dihasilkan dari UMKM yang dibina oleh pemerintah Aceh atau secara mandiri, dapat dijumpai dan terpusat di Hall 5 dan 6.
           Batik khas Aceh tak ubahnya seperti daerah lain dalam promosinya di pameran ini. Pembuatannya dengan cara cetakan dan tidak menggunakan "malam". Beberapa motif batik khas Aceh adalah motif Pintoe Aceh, Rencong dan Bungoeng Jeumpa. Ada juga batik khas Aceh yang terbuat dari semi sutra dengan kisaran harga di atas 400 ribu rupiah. Produksi batik khas Aceh masih dalam skala kabupaten atau propinsi dimana belum diproduksi banyak mengingat batik Aceh belum begitu familiar dan terus berusaha memperbesar pangsa pasarnya terutama di daerah sendiri. 




          Di Hall 5 ada seorang pengusaha muda yang memproduksi kain sarung dengan motif batik Aceh. Umur usahanya baru berjalan 6 bulan. Kain sarung didatangkan dari luar propinsi lalu diwarnai dan digambarkan motif batik khas Aceh. Dengan bermerek Ija Kroeng, mereka pernah menjual kain tersebut hingga ke Norwegia walaupun pembelinya juga putra daerah. Keikutsertaan dalam pameran ini untuk mengenalkan merek dan memperluas pangsa pasar khusus di Aceh, demikian penjelasan pemilik usaha yang juga sebagai model atas produknya sendiri. Ija Kroeng menggunakan konsep industri inovatif seperti produk dari Piyoh yang sudah berjalan sebelumnya. 


           Kopi Gayo, dari dataran tinggi di tengah propinsi Aceh terbukti sebagai kopi terbaik di dunia. Banyak UKM yang sudah memproduksinya dengan nama sachet yang berbeda dengan tetap menyertai tulisan Kopi Gayo, Arabica Gayo atau pun Robusta Gayo. Menurut keterangan seorang peserta pameran, kopi Gayo terbaik adalah kopi jenis Arabica yang sudah dimakan luwak secara liar dimana harganya bubuk kopinya mencapai 70 ribu per 100 gram dan tidak bisa diproduksi secara massal dan kontinyu.
           Beberapa produk lain yang dihasilkan UKM di Aceh seperti sebuah unit usaha di Desa Sibreh Keumude, Aceh Besar sudah memproduksi alat atau mesin untuk pertanian, peternakan maupun industri rumah tangga seperti mesin press bata, mesin penyulingan, semprot pestisida dan lainnya yang masih dalam skala kabupaten. Industri UKM bidang makanan sangat banyak menghasilkan produk makanan olahan seperti ikan asin, abon, ikan kayu, meuloh teupeih, dodol Aceh, dan juga garam cair.
 
 








Kritik dan Saran
         Banyak pihak yang merasa kecewa dengan pelaksanaan acara ini, baik dari peserta maupun pengunjung. Mulai dari masalah ketersediaan listrik, ketersediaan tempat sampah, keberadaan MCK, akses jalan yang sempit, pedagang yang menjajakan dagangannya di jalan masuk hall dan masih banyak kekurangan lainnya. Seharusnya bisa diatasi jika koordinasi antara sesama pihak terkait berjalan lancar terlepas dari kepentingan-kepentingan mencari untung untuk pribadi mengingat dana yang dikucurkan cukup besar lebih dari 13 Milyar dan pameran ini tingkat nasional, bukan setingkat PKA. Belajar dari pengalaman dan kesalahan yang ada, semoga pemerintah Aceh bisa menjadi tuan rumah yang handal dalam menyelenggarakan even pameran nasional di masa datang.

Minggu, 04 Oktober 2015

Tips memulai belajar mengenal memasak

Dari pemula untuk pemula, berdasarkan pengalaman pribadi

         Apakah kita masih menganggap bahwa "rasa lezat" pada masakan itu karena dimasak oleh seorang chef handal..!! Sebenarnya ini salah, maksudnya lebih banyak salahnya dari pada benarnya. Contoh sederhana gurihnya daging udang, maka tidak pernah ada seorang pemasak pun yang bisa meramu bahan makanan yang menyerupai rasa nikmatnya daging udang, kecuali menggunakan bahan yang serupa seperti daging kepiting. Jadi memang butuh sebuah mindset bahwa makanan enak memang berasal dari bahan-bahan yang enak, hanya saja pemasak meramunya supaya menjadi lebih enak.
        Memasak itu sebenarnya tidak ada benar salahnya. Berbeda selera dengan selera umum pun bukan masalah selama konsumsi pribadi. Yang jadi masalah adalah ketika menghidangkan selera yang berbeda dengan selera umum. Alih-alih tampil beda tapi tidak bisa diterima. Terlalu manis, terlalu asin, terlalu pedas mungkin hal yang dihindari publik, kecuali letaknya benar seperti telur asin atau makanan serba pedas di Meksiko.
        Berikut tips-tips yang mungkin bisa menjadi share pengetahuan berdasarkan pengalaman memasak :

1. Pengunaan garam
        Garam adalah bumbu masak secara umum yang sangat banyak digunakan dalam hampir semua makanan. Rasa asin hanya ditemukan pada garam. Jadi garam itu tak tergantikan. Sebenarnya pengaruh garam pada masakan adalah lebih sebagai "penyeimbang rasa", yang mana jika ada campuran rasa yang dinilai kurang pas, maka ditambahkan garam secukupnya akan terasa nikmat.
        Dalam sebuah situs dijelaskan bahwa garam sangat bagus bagi metabolisme tubuh, kecuali bila dipanaskan atau digoreng akan menjadi racun bagi tubuh. Hal ini bertolak belakang dengan cara masak secara umumnya, apalagi masakan kari dan daging-dagingan. Rasanya seorang pemasak boleh dilabeli pintar masak jika menggunakan garam sesedikit mungkin.

2. Bahan-bahan masak yang baik.
          Tentu saja kita harus menggunakan tomat yang bagus untuk memasak, ikan segar, bumbu dari biji yang matang, sayur segar dan lainnya. Kenali bahan-bahan tersebut seperti ikan yang segar dilihat dari cerah matanya, cembung matanya dan insangnya, daging yang segar dari teksturnya, kenyalnya dan merahnya. Banyak membaca sangat membantu kita.

3. Kenali cara dan teknik memasak
         Terlalu banyak cara memasak, seperti merebus, membakar, memanggang, menumis, mengukus dan lainnya. Beberapa sering dipakai dan ada yg jarang dipakai. Perlu dicoba.

4. Perhatikan tampilan masakan.
         Tampilan menggugah selera. Tiada seorang chef pun membantahnya. Hanya saja, lidah tak bisa berbohong, karena yang namanya rasa dan selera tetaplah di lidah, bukan di tampilan atau merek.
      Dengan menambahkan hiasan seledri, bawang prei atau lainnya dan juga tat letak yang baik maka tampilan makanan akan lebih meningkatkan selera makan.

5. Lidahi (kecaplah) setiap bahan dan bumbu makanan.
         Mengecapinya atau merasakan dengan lidah dapat dirasakan secara langsung atau pun tak langsung. Kita bisa nikmati pedasnya cabai merah berbeda dengan cabai rawit di bumbu sambal buah. Pedasnya cabai rawit lebih dari cabai merah, tetapi cabai rawit lebih gurih dan ada sedikit rasa manis. Kenali bedanya lada putih dan lada hitam. Kenali minyak goreng yang paling nikmat untuk menumis yaitu minyak wijen. Belajarlah mengecap dan membedakan rasa.

6. Kenali alat dan sarana memasak.
          Nasi yang dimasak kayu lebih nikmat dari pada dengan kosmos, apalagi minyak lampu. Stainless steel terutama yang ada garis-garisnya itu bahan yang anti lengket dan sangat cocok untuk memasak teknik menumis. Membuat sambal dan menguleknya lebih nikmat di atas cetakan batu atau tanah liat dari pada di besi. Dan masih banyak perbedaan lainnya.

7. Kenali cara dan menu makan sehat.
          Makanan nikmat identik dengan pengundang penyakit. Kalau dipikir wajar saja karena Tuhan memang Maha Adil, orang berpenghasilan rendah makanannya tidak begitu sedap dan penyakit yang didapat pun tidak begitu parah, begitu juga sebaliknya. Makanan itu juga sangat mempengaruhi kesehatan. Menambah pengetahuan tentang menu sehat makan akan menjadi pertimbangan untuk memasak masakan harian kita.