Rabu, 30 September 2015

Inilah Calon Potensial Gubernur Aceh di Pilkada 2017 yang belum dikenal

        Di sebuah negeri yang dihuni masyarakat dengan berbagai suku, negerinya para aulia, serambinya Mekah, walau apa pun keadaannya yang mungkin tetap saja disebut seperti itu, akan diadakan sebuah acara pemilihan raya, pilkada, pemilihan kepala daerah. Tentu saja kehebohan terjadi menjelang piasan raya. Banyak wajah-wajah lama yang menghiasi pergelaran raya dengan sedikit dihiasi bintang kecil yang bermunculan. Apa sih enaknya jadi Gubernur.!!! Sepintas lalu masyarakat tahu semua, tapi bagaimana seluk beluk nikmatnya jadi GubWagub ramai yang tidak tahu.
        Hingga saat ini ada lima pasangan bakal calon Cagub dan Cawagub walaupun pendaftaran belum dimulai atau pun belum ditutup dan sangat mungkin akan bertambah. Banyaknya bakal Cagub dan Cawagub Propinsi Aceh ini mungkin menandakan bahwa rakyat Aceh suka menjadi pemimpin. Sah-sah saja, asalkan memenuhi syarat mampu, jujur dan amanah. Jika tidak, maka berarti bukan calon pemimpin, tetapi “pemimpi”. Tentu saja maknanya sangat jauh berbeda, tetapi jika dirangkai kedua kata tersebut bisa menjadi kalimat yang sempurna. Contohnya “pemimpin mewujudkan mimpinya para pemimpi”, “pemimpin itu bukanlah para pemimpi”, “banyak pemimpi ingin jadi pemimpin”, “banyak orang tak punya mimpi dan tak mau dipimpin”, dan masih banyak lagi rangkaian kata-katanya.
        Waktu semakin berlalu dan perubahan itu pasti. Langit Aceh semakin meriah. Ucapan selamat hari-hari besar semakin menghiasi koran-koran regional, tabloid dan media lainnya. Jurus-jurus tebar pesona sudah dibuka. Poster-poster liar bertebaran dimana-mana. Rambu lalu-lintas yang tertutupi poster semakin mengganggu pengguna jalan. Silahkan saja asalkan tidak mengganggu ketertiban umum. Sementara ini kondisi Aceh masih dalam tahap kampanye pasif. Tak ketinggalan para tim sukses mulai terbentuk dari kubu masing-masing.
        Ketika batas final akhir pendaftaran Cagub dan Cawagub Aceh 2017, masyarakat Aceh sungguh sangat dikejutkan oleh kemunculan sesorang sosok yang dulunya menghiasi hari-hari masyarakat Aceh. Sosok itu adalah “Gam Cantoi” dengan menggandeng pasangan yang realistis “Cet Bumoe” (menghiasi bumi – red) sebagai Cawagubnya. Seluruh Aceh gempar, karena hampir tidak ada orang Aceh yang tidak kenal Gam Cantoi. Seakan-akan Gam Cantoi turun gunung untuk menyelesaikan semua hajat orang di Aceh. Tentu saja dengan dukungan massa yang banyak dan segala syarat sudah dipenuhinya.
        Sekilas tentang Gam Cantoi ini adalah bukanlah Gam Cantoi yang menghiasi koran dulu, yang mana “cantoi” dalam bahasa Aceh itu diartikan sebagai orang yang tersangkut dalam mengerjakan banyak pekerjaan tetapi tidak pernah selesai satu pun, cokeh-cokeh saja. Tetapi ini adalah sosok Gam Cantoi yang lain yang telah ber-revolusi mental ke arah yang baik, punya akhlak yang baik, pintar dan berwawasan luas, punya integritas, kaya dan dermawan, mampu, amanah dan dapat dipercaya. Sosok Gam Cantoi versi ini cukup potensial jadi Gubernur karena selain dinilai mampu, juga dianggap punya nilai jual dan juga “terkenal”. Ini demokrasi, segalanya mungkin terjadi. Selain itu sang Gam Cantoi ini juga punya istri tiga orang wanita, yang mana ketiganya sangat akur, yang mana ini bisa menjadi bukti bahwa Gam Cantoi bisa memimpin keluarga-keluarga nya.
       Hari demi hari rakyat Aceh akan sedang memasuki masa kampanye aktif. Pemerintah sementara berharapkan agar masing-masing Cagub dan Cawagub senantiasa menyampaikan idenya dalam kampanye dengan baik, santun, tidak menjelekkan pihak-pihak lain, apalagi sampai melakukan kampanye hitam. Silahkan memuji diri sendiri yang jangan menjelekkan yang lain. Malam-malam di Aceh sebagian terasa seperti malamnya hari raya, banyak mercon yang men-cet langet (menhiasi langit) Aceh. Pemerintah sangat toleran asalkan tidak membakar mecon yang….. “duar… bomb” yang bisa mencedarai sesama. Silahkan menyampaikan janji-janji kepada masyarakat. Karena janji itu selalu tempatnya di depan, tempatnya di awal masa. Walaupun masyarakat hanya makan janji, tetapi akan sering ditipu janji dan angan-angan, apalagi wanita yang sudah termakan dan tertipu janji, kasihan…
        Gam Cantoi, Cet Bumoe beserta tim sukses mereka juga tidak ketinggalan mengadakan kampanye di lapangan yang luas. Tentu saja pada hari – H, tempat dan segala sarana telah disiapkan. Masyarakat Aceh amat sangat memadati lapangan tersebut, bahkan untuk masuk saja susah. Hampir semuanya sukarela menghadiri kampanye Gam Cantoi karena rindunya akan sosok tersebut. Yang jelas mereka mengantri bukan untuk jadup dan uang hari raya. Gam Cantoi sumringah tanpa salah tingkah.
        Ketika Gam Cantoi naik ke podium, masyarakat memberikan applause yang sangat meriah. Masyarakat menantikan untaian kata-kata ceramahnya. Kata-katanya sangat jelas, fasih dan mudah dimengerti semua lapisan. Gam Cantoi memaparkan program pro-rakyatnya sebagai berikut :
•    Membangun pendidikan Aceh agar lebih baik
Menggratiskan biaya pendidikan atau meminimalkannya, mengadakan beasiswa, memperbaiki kualitas guru, mengadakan perlombaan ilmiah
•    Membangun sektor pertanian Aceh
Pengadaan bibit unggul, subsidi pupuk, penyuluhan, membuat dan memperbaiki waduk
•    Membangun peternakan dan perikanan Aceh
Pengadaan benih unggul, pencegahan hama dan penyakit
•     Membangun sarana dan prasarana umum
Membangun jalan, membangun drainase jalan, membangun halte dan transportasi umum
•     Mendamaikan kelompok-kelompok agama di Aceh yang tidak sesat
Menjadi fasilitator terhadap perbedaan keanekaragaman pemahaman yang berbeda tetapi belum tentu sesat sehingga menimbulkan rasa aman dan damai dalam beribadah, dan bersama-sama masuk surga agar supaya bukan hanya satu kelompok saja yang masuk surga karena surga itu hak Allah
•     Menggunakan semua putera daerah Aceh
Menyamaratakan dan memanfaatkan semua putera Aceh dari berbagai kab/kota sehingga tidak timbul golongan masyarakat kelas satu, dua atau selanjutnya.
•     Menguatkan sarana keagamaan islam, dayah, pasantren modern dan lainnya
•     Menguatkan seni dan kebudayaan Aceh
Membuat pertunjukan seni dan menjaganya sehingga tidak timbul tarian erotis
•     Membangun pariwisata Aceh berbasis syariah
Membangun ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata dalam bingkai syariah sehingga tidak bermunculan tempat-tempat bermesum ria
•     Menyarankan orang Aceh agar tidak bermuat maksiat, baik di Aceh maupun kota-kota luar Aceh
(kalau yang ini tidak perlu dibahas)
•     Merovolusi mental birokrasi pemerintah Aceh supaya hilang atau berkurangnya penyakit korupsi, kolusi, nepotisme, "pat kuteken" menjadi birokrasi yang mudah, transparan dan terpercaya.
      Dan program-program pro-rakyat lainnya.

        Setelah memaparkan program-programnya tersebut, masyarakat kembali riuh riah senang dan terharu mendengarnya. Beberapa jelas mengerti program tersebut dan banyak yang ikut-ikut mengerti. Masyarakat yakin jika Gam Cantoi ini adalah benar-benar pemimpin yang dinanti-nanti, dia bukan pemimpi. Masyarakat berdesakan untuk menyalami Gam Cantoi walaupun hanya sekedar bersentuhan ujung jarinya.
        Anehnya, tampak dari kejauhan seorang wanita perkasa, berjalan cepat membelah lautan manusia, sambil membawa gayung air lalu menyiram Gam Cantoi, “Beudoh hai bang euk, uroe ka Suboh” (bangunlah abang, hari sudah Subuh), istrinya membangunkan Gam Cantoi versi pemimpi yang mau jadi pemimpin. Gam Cantoi segera bangun menunaikan kewajiban di samping takut istri juga sebagai alasan. “Wah, kenapa ini hanya ada dalam dunia mimpi”, keluh Gam Cantoi.
        Jika seandainya istri Gam Cantoi menunda dalam waktu selama “sibak rukok treuk” (sebatang rokok lagi), maka mungkin saja kita bisa melihat gambaran kehidupan masyarakat Aceh yang damai, beradab, makmur sejahtera walau hanya dalam mimpi. Tapi yakinlah itu juga mimpinya semua rakyat Aceh. Walau pun begitu, adalah sebuah keanehan jika rakyat hanya berpangku pada pemimpin dan juga selalu menyalahkan pemimpin. Dan lebih aneh lagi jika ada pemimpin yang hobi menipu rakyatnya. Aceh yang sejahtera bukanlah hanya dalam mimpi, yang tidak mungkin direalisasikan dengan hanya mengganti seorang pemimpin dan juga dalam waktu sibak rukok treuk. Semuanya lapisan masyarakat punya peran masing-masing tanpa perlu terlalu mencari salah siapa.

......####.... yang merasa disentil mohon tidak marah ......####.....